Pengembangan Geopark Karangsambung-Karangbolong

MUSEUM_GEOLOGI_KARANGSAMBUNG-Muhamad_Ridlo
Kepala Balai Informasi dan Konservasi Kebumian (BIKK) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Karangsambung, Edi Hidayat mengatakan kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong mencakup luasan sekitar 543 kilometer persegi, di 117 desa dan 12 kecamatan di Kebumen.

Usai ditetapkan menjadi geopark, tentu akan terjadi perubahan paradigma pengembangan kawasan ini. Wilayah yang semula dianggap sama dengan wilayah lain, akan lebih diprioritaskan lantaran telah diakui memiliki potensi yang mesti dilindungi, sekaligus menjadi potensi ekonomi dan edukasi pada masa mendatang.

“Keuntungan yang pertama adalah dari sisi promosi. Kenaikan status ini bisa membuat geopark Karangsambung-Karangbolong semakin dikenal,” katanya, Selasa, 22 Januari 2019.

Prinsip pengembangan geopark adalah konservasi, edukasi, dan ekonomi lokal. Dan itu tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah atau LIPI.

Pembangunan yang dilakukan adalah dengan mengembangkan situs-situs (geosite) di Karangsambung-Karangbolong adalah geowisata. Dia melihat ada peran penting masyarakat dalam pengembangan geowisata ini.

Menurut Edi, konservasi dan pemberdayaan ekonomi bisa dilakukan bersamaan jika melibatkan masyarakat. Di satu sisi, masyarakat akan memperoleh penghasilan alternatif dari pengembangan wisata. Nilai positif lainnya, masyarakat secara langsung akan terlibat dalam upaya konservasi.

Sebab itu, dibutuhkan edukasi untuk menyiapkan Sumber Daya Manusa (SDM) masyarakat untuk mengelola kawasan geopark sebagai wisata geologi yang bisa dikembangkan menjadi wisata lainnya.

Sumber : https://www.liputan6.com/regional/read/3877410/dampak-cagar-karangsambung-karangbolong-naik-kelas-jadi-geopark-nasional

Comments are closed.
× Apa yang bisa kami bantu ?