BRIN Bina Geopark Karangsambung Karangbolong Youth Forum

Kebumen, Humas BRIN. BRIN melalui Kampus Geodiversitas Karangsambung aktif terlibat dalam program pembinaan Geopark Karangsambung – Karangbolong Youth Forum (GKKYF) di wilayah Geopark Nasional Karangsambung Karangbolong (GNKK) Kebumen. Hal ini diwujudkan dalam kegiatan Explore Geosite GNKK yang dilangsungkan pada Senin (27/12), diikuti pengurus dan anggota GKKYF sejumlah 30 orang.

Koordinator Pelaksana Fungsi Layanan Pengembangan Kompetensi Kampus Geodiversitas Karangsambung Indra Riswadinata menyampaikan bahwa pemuda dapat berkontribusi banyak bagi geopark, terutama untuk kepentingan edukasi, konservasi, dan pembangunan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan. “Ketiga aspek tersebut saling terkait, artinya pemuda yang aktif dalam pelestarian geopark akan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, misalnya memanfaatkannya untuk kepentingan wisata edukasi” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Peneliti Utama Geologi BRIN Chusni Ansori menerangkan bahwa batuan Sekis Mika di Kali Brengkok merupakan salah satu geosite GNKK sebagai singkapan batuan pondasi pulau Jawa yang berusia 119 juta tahun yang lalu, atau batuan tertua di Pulau Jawa. “Penjelasan ilmiah mengenai pernyataan tersebut sudah ada dalam bentuk publikasi internasional,” terangnya.

Chusni menghimbau pada pengurus maupun anggota Geopark Karangsambung – Karangbolong Youth Forum untuk turut mengedukasi masyarakat khususnya generasi muda dalam menjaga kelestarian geosite yang ada di wilayahnya masing-masing. “Sesuai dengan misi geopark Indonesia, melestarikan bumi dan mensejahterakan masyarakat sekitar melalui pembangunan ekonomi berkelanjutan,” pungkasnya.

Ditinjau dari usianya, singkapan batuan yang ada di Karangsambung merupakan batuan purba. “Umur batuan Rijang dan Gamping Merah di Kali Muncar ini saja berumur Kapur atau > 65 juta tahun yang lalu,” ungkap Defry Hastria, Peneliti Geologi BRIN. Menurutnya, batuan Rijang dan Gamping Merah merupakan bagian dari lempeng samudra yang letaknya di dasar laut. Kemudian terjadi proses tektonik yang mengakibatkan batuan tersebut tersingkap ke permukaan. “Kuatnya proses tektonik lempeng menjadikan lapisan batuan Rijang dan Gamping Merah yang ada di Kali Muncar ini tidak beraturan, ada yang vertikal dan horizontal,” tuturnya.

Peserta juga dikenalkan Lava Bantal. “Singkapan batuan Lava Bantal ini berasal dari lava gunung api dasar laut yang kontak langsung dengan air, kemudian membentuk morfologi batuan menyerupai bantal,” tambah Defry. Menurutnya, keunikan dari geosite ini adalah asosiasi antara batuan rijang dan gamping merah, sekaligus lava bantal dalam satu tempat sama yang tidak dapat ditemukan ditempat lain. (Dk/Ed: Mn)

Comments are closed.
× Apa yang bisa kami bantu ?