IAIN TULUNGAGUNG IKUTI PELATIHAN KEBUMIAN KARANGSAMBUNG

Kebumen, Humas LIPI. Balai Informasi dan Konservasi Kebumian (BIKK) LIPI kembali menyelenggarakan Pelatihan Kebumian Karangsambung pada Kamis (27/5). Pelatihan ini diikuti oleh 119 peserta dari Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung. Turut hadir dalam kegiatan ini Ketua Jurusan Dr. Dwi Astuti Wahyu Nurhayati sekaligus mendampingi para mahasiswa yang menjadi peserta pelatihan.

Pelatihan dibuka oleh Kepala BIKK LIPI, Indra Riswadinata, M.H. Dalam sambutannya, Indra mengenalkan BIKK LIPI kepada para peserta, sebagai tempat belajar fenomena geologi yang representatif dengan beragam singkapan batuan yang tersebar di sekitar Karangsambung. “Saat ini di BIKK LIPI sedang dibangun kawasan Geodiversitas Indonesia, kami undang teman-teman peserta untuk berkunjung kembali ke sini saat pembangunan usai, agar dapat mengeksplorasi ragam batuan yang lebih lengkap dari seluruh Indonesia,” ujarnya.

Bagi IAIN Tulungagung, Pelatihan Kebumian Karangsambung ini penting untuk mahasiswanya. Dwi mengatakan, “Kegiatan ini sebagai salah satu jalan untuk peningkatan kompetensi para mahasiswa khususnya Jurusan Tadris IPS.” Menurutnya, para mahasiswa ini nantinya disiapkan sebagai tenaga pengajar. Oleh sebab itu, mahasiswa perlu menguasai pengetahuan umum, termasuk fenomena kebumian dalam kaitannya dengan bidang lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat.

Peserta pelatihan dibagi ke dalam dua kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan materi analisis sumber daya lingkungan untuk pengurangan resiko bencana, pengembangan pariwisata dan pembangunan berkelanjutan, serta kegiatan praktik lapangan. Peserta dibimbing langsung oleh peneliti Geoteknologi LIPI yang ada di BIKK Karangsambung.

Salah satu mentor pelatihan, Peneliti Madya LIPI, Puguh Dwi Raharjo mengungkapkan, “Ilmu Kebumian mempengaruhi karakteristik lingkungan dan kebencanaan pada suatu daerah. Selain itu, suatu wilayah selalu ditunjang site selection yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakatnya.” Untuk itu, menurut Puguh, mahasiswa Ilmu Pengetahuan Sosial juga perlu memahami Ilmu Kebumian.

Selama praktik lapangan, peserta diajak menyusuri sungai Luk Ulo untuk mengamati fenomena geologi yang terjadi, melihat aktivitas masyarakat lokal, berdialog dengan pengrajin batuan, hingga berdiskusi mengenai pengelolaan homestay di Karangsambung. Ini bertujuan agar peserta mendapatkan pengalaman yang konkret. (Dvd/Ed: Mn)

Comments are closed.
× Apa yang bisa kami bantu ?