Menyiapkan Kawasan Geodiversitas Indonesia di LIPI Karangsambung Sebagai Platform Global

Kebumen, Humas LIPI. Indonesia Geoheritage Expedition merupakan agenda tahunan dari Balai Informasi dan Konservasi Kebumian (BIKK) LIPI di Karangsambung. Sebagai rangkaian kegiatan tersebut, BIKK menyelenggarakan webinar bertema “Geodiversitas Membangun Bangsa” pada Kamis (3/6). Diskusi virtual ini membahas langkah implementasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam mengakomodasi amanat Undang-undang Sisnas Iptek di Kawasan Geodiversitas Indonesia, peran geopark dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, serta kontribusi hasil litbang geologi kelautan untuk inventarisasi geodiversitas kelautan di Indonesia.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Laksana Tri Handoko mengatakan, “Kawasan geodiversitas Karangsambung selama ini merupakan salah satu pusat pembelajaran alam bagi para periset dan mahasiswa geologi dari seluruh Indonesia.” Handoko menambahkan, saat ini kawasan yang dikelola oleh LIPI sedang dalam proses pengembangan menjadi tidak hanya pusat geodiversitas nasional, tetapi juga geokonservasi untuk menampung seluruh koleksi geologi yang dihasilkan dari berbagai ekspedisi dan eksplorasi dari seluruh Indonesia. Pusat geokonservasi ini merupakan amanah dari wajib simpan dan wajib serah di Pasal 40 UU 11/2019 tentang Sistem Nasional Iptek. Oleh karenanya, konservasi ini sangat strategis bagi upaya menjaga aset pengetahuan yang telah diperoleh, menjamin akses atas pengetahuan tersebut untuk berbagai pihak dan generasi yang akan datang.

LIPI melaksanakan Pembangunan Kawasan Geodiversitas di BIKK ini melalui skema pembiayaan SBSN dengan dukungan Bappenas. “Pembangunan Kawasan Geodiversitas Indonesia di Karangsambung berupa Gedung Geodiversitas sebagai Laboratorium Geoteknologi dan Rock Physical Storage, Gedung Geokonservasi yang berfungsi sebagai ruang pamer koleksi batuan dan simulasi, serta Dormitori dan ruang pembelajaran,” ujar Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI. Menurutnya, kawasan ini diharapkan menjadi platform geodiversitas di Indonesia dan global untuk memfasilitasi kegiatan pengembangan teknologi yang terkait dengan ilmu kebumian dan menyediakan fasilitas laboratorium terpadu untuk kegiatan edukasi ilmiah.

Menurut Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Dr. Ir. Subandi Sardjoko, adanya pembangunan Kawasan Geodiversitas Indonesia ini merupakan bentuk dukungan pemerintah pusat dan daerah dalam pengembangan Geopark Karangsambung. “Geopark dapat menjadi salah satu strategi untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan reformasi sosial karena peluang investasi berbagai sektor,” terangnya. Dalam paparannya Subandi menjelaskan setidaknya terdapat empat pilar dalam pengembangan geopark yaitu konservasi, edukasi, ekonomi dan dukungan pelaksanaan.

Lebih jauh, dalam pengelolaan Kawasan Geodiversitas Indonesia ini nantinya diperlukan pengetahuan mengenai tata kelola, inventarisasi dan pemetaan keberagaman fenomena dan kondisi geologi kelautan yang luar biasa dengan saling mendukung dan menguatkan antar pihak. “Koordinasi yang sinergi dari semua sektor adalah sebuah keniscayaan,” ungkap Dr. Noor Cahyo Dwi Aryanto, Peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Kementerian ESDM. “Puslitbang Geologi Kelautan (P3GL) sebagai satu-satunya institusi di Kementerian ESDM mempunyai tusi yang mendukung sektor ESDM menghasilkan berbagai data terkait aspek-aspek dan potensi sumber daya geologi kelautan Indonesia,” sambungnya.

Pada akhirnya pembangunan Kawasan Geodiversitas Indonesia di LIPI Karangsambung ini selain memberikan manfaat kepada ekosistem riset dan inovasi nasional, juga mengerucut pada pembangunan berkelanjutan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam memanfaatkan fenomena geologi bernilai ilmiah di sektor ekonomi riil seperti geowisata dan homestay. Kepala BIKK LIPI, Indra Riswadinata menyimpulkan bahwa kegiatan ini adalah salah satu langkah dalam mensinergikan program pengelolaan kegiatan geodiversitas agar tidak tumpeng tindih. “Ke depan BIKK LIPI perlu bersinergi lanjutan lintas sektor, pada aspek geodiversitas kita akan bersinergi dgn P3GL ESDM, aspek geokonservasi akan kita sinergikan dengan Museum Nasional dan Museum Geologi ESDM, sedangkan untuk optimalisasi dormitori kita akan bersinergi dgn PPSDM Minerba ESDM, Industri, Lembaga Sertifikasi Profesi,” ujar Indra. (Mn)

Comments are closed.
× Apa yang bisa kami bantu ?