PENELITI LIPI AJAK UMNU TELUSURI KEUNIKAN SINGKAPAN BATUAN KARANGSAMBUNG

Kebumen, Humas LIPI. Fenomena geologi unik yang tersingkap di Karangsambung selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan akademisi. Untuk mengungkap rahasia di balik fenomena geologi tersebut, para ahli Geologi dari dalam maupun luar negeri telah banyak melakukan riset dan kajian. Tidak jarang pemikiran Peneliti Geologi LIPI yang ada di Karangsambung menjadi rujukan bagi para akademisi dari berbagai universitas. Sebagaimana kegiatan kuliah virtual dan praktik lapangan Karangsambung yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Ma’arif Nahdlatul Ulama (UMNU) Kebumen Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan pada Selasa hingga Rabu (3-4/8).

Kepala Balai Informasi dan Konservasi Kebumian (BIKK) LIPI Indra Riswadinata dalam sambutannya menyampaikan, “Kegiatan ini dilakukan secara blended learning, paparan materi kebumiannya dilakukan secara virtual, dilanjutkan dengan kegiatan offline di lapangan agar mahasiswa UMNU dapat mendalami fenomena geologi singkapan batuan yang ada, didampingi pembimbing dari BIKK LIPI.”

“Bumi tempat tinggal kita ini terdiri dari komposisi batuan dan mineral,” papar Defry Hastria, Peneliti Geologi LIPI. Ia menjelaskan, kerak bumi tersusun atas banyak jenis batuan diantaranya batuan beku, batuan sedimen, dan batuan malihan. “Karangsambung merupakan tempat berhimpunnya bermacam-macam batuan dari berbagai proses pembentukannya, bercampur aduk akibat adanya pergerakan lempeng, himpunan batuan ini disebut sebagai formasi Kompleks Mélange,” tambah Defry.

Ditinjau dari usianya, singkapan batuan yang ada di Karangsambung merupakan batuan purba. “Umur batuan Rijang dan Gamping Merah di Kali Muncar ini saja berumur Kapur atau > 65 juta tahun yang lalu,” ungkap Ardhan Farisan, Peneliti Geologi LIPI yang mendampingi mahasiswa UMNU di lapangan. Menurutnya, batuan Rijang dan Gamping Merah merupakan bagian dari lempeng samudra yang letaknya di dasar laut. Kemudian terjadi proses tektonik yang mengakibatkan batuan tersebut tersingkap ke permukaan. “Kuatnya proses tektonik lempeng menjadikan lapisan batuan Rijang dan Gamping Merah yang ada di Kali Muncar ini tidak beraturan, ada yang vertikal dan horizontal,” tuturnya.

Peserta juga dikenalkan keunikan Lava Bantal. Ardhan mengatakan, “Singkapan batuan Lava Bantal ini berasal dari lava gunung api dasar laut yang kontak langsung dengan air, kemudian membentuk morfologi batuan menyerupai bantal atau cendol.”

Singkapan batuan lainnya yang tidak kalah menarik adalah Filit Sipako. “Filit terbentuk di zona Subduksi yaitu pertemuan antara lempeng benua Eurasia dengan lempeng samudra Indo-Australia, merupakan ubahan dari batuan lempung yang terkena panas dan tekanan, sehingga menghasilkan permukaan yang mengkilat” terang Ardhan.

Terakhir, kedua Peneliti LIPI tersebut berpesan kepada mahasiswa UMNU agar turut serta menjaga kelestarian singkapan batuan yang ada di Karangsambung, supaya anak cucu tetap dapat memanfaatkannya untuk kepentingan riset dan edukasi. (Dvd/Ed: Mn)

Comments are closed.
× Apa yang bisa kami bantu ?